Pagi ini diriku mendapat sms yang mengabarkan kalau ada kawan yang sedang ikut xpdc salah satu organisasi pecinta alam untuk menaklukan puncak tertinggi di Indonesia, puncak Cartenz di pegunungan Jayawijaya, Papua.
Memoriku langsung berlari 10-12 tahun yang lampau saat masih giat sebagai penjelajah alam di SMA 1 Bekasi. Di organisasi inilah diriku mendapat banyak pengetahuan dan wawasan akan dunia petualang. Pada tahun-tahun tersebut hampir saat liburan sekolah diriku tidak bisa lepas dari carrier untuk mendaki gunung-gunung di sekitar pulau Jawa. Yupz, saat itu hanya gunung-gunung di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mampu didaki karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana (pastinya).
Gn.Slamet, Gn.Lawu, Gn.Sindoro,Gn.Gede, Gn.Salak, dan lainnya yang pernah didaki sungguh telah menempa diriku menjadi pribadi yang tangguh dan sholeh, telah menunjukan arti persaudaraan sesungguhnya, dan telah menunjukan betapa kecilnya manusia di hadapan Allah. Menunaikan sholat subuh di ketinggian 3.000 mdpl adalah pengalaman yang tidak bisa dibeli dengan uang.
Masa-masa itu sudah sulit diulang kini. Aktivitas sehari-hari yg membelenggu dan fisilk yg tak sekuat dulu adalah hambatan utama. Dan hari ini, kabar seorang sahabat yang berangkat ke Cartenz telah memompa kembali adrenalin petualangan dalam diriku yg selama ini redup.
Selamat bertugas sobat, doaku untuk dirimu dan tim. Ikut bawa pula kebanggaan dalam diriku ke puncak Cartenz. Titip salam untuk setiap butir salju dan tebing curam disana, sampaikan bahwa masih ada manusia yang akan menjaga dan melestarikan alam Indonesia..
Wassalam,
IWP 149798 SL
@ my office, 15.00 wib
Memoriku langsung berlari 10-12 tahun yang lampau saat masih giat sebagai penjelajah alam di SMA 1 Bekasi. Di organisasi inilah diriku mendapat banyak pengetahuan dan wawasan akan dunia petualang. Pada tahun-tahun tersebut hampir saat liburan sekolah diriku tidak bisa lepas dari carrier untuk mendaki gunung-gunung di sekitar pulau Jawa. Yupz, saat itu hanya gunung-gunung di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mampu didaki karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana (pastinya).
Gn.Slamet, Gn.Lawu, Gn.Sindoro,Gn.Gede, Gn.Salak, dan lainnya yang pernah didaki sungguh telah menempa diriku menjadi pribadi yang tangguh dan sholeh, telah menunjukan arti persaudaraan sesungguhnya, dan telah menunjukan betapa kecilnya manusia di hadapan Allah. Menunaikan sholat subuh di ketinggian 3.000 mdpl adalah pengalaman yang tidak bisa dibeli dengan uang.
Masa-masa itu sudah sulit diulang kini. Aktivitas sehari-hari yg membelenggu dan fisilk yg tak sekuat dulu adalah hambatan utama. Dan hari ini, kabar seorang sahabat yang berangkat ke Cartenz telah memompa kembali adrenalin petualangan dalam diriku yg selama ini redup.
Selamat bertugas sobat, doaku untuk dirimu dan tim. Ikut bawa pula kebanggaan dalam diriku ke puncak Cartenz. Titip salam untuk setiap butir salju dan tebing curam disana, sampaikan bahwa masih ada manusia yang akan menjaga dan melestarikan alam Indonesia..
Wassalam,
IWP 149798 SL
@ my office, 15.00 wib
aseeeekkkk,,, jaya guys
BalasHapushttp://sunsetqou.blogspot.com
BalasHapus