Tulisan dalam blog ini tidak bermaksud menjatuhkan,mencemarkan nama baik, apalagi memfitnah seseorang (dosa atuh). Jika ada kesamaan nama,lokasi,atau peristiwa mungkin hanya kebetulan saja

Senin, 25 Januari 2010

Cintai Bekasi dengan Langkah Nyata

Rasa cinta yang hakiki sejatinya tidak hanya diucapkan dengan lisan, tetapi harus menghujam ke hati dan yang terpenting dibuktikan dengan perbuatan. Cinta sebatas lisan hanya jadi kiasan dan cinta tanpa perbuatan tidak akan abadi.

Selain kepada Sang Pencipta dan sesama manusia, rasa cinta terhadap wilayah tempat tinggal merupakan fitrah individu yang tidak bisa diingkari. Baginda kita Rasulullah SAW pun memiliki rasa itu, yang membuat beliau bersama para sahabat dan umat Muslim lainnya yang ikut hijrah kembali memasuki kota kelahiran beliau di Mekkah setelah sekitar 13 tahun lamanya menetap dan membangun peradaban Islam di Madinah. Atau dalam kehidupan masa kini dapat kita lihat dalam fenomena mudik dimana jutaan orang setiap tahun rela jatuh bangun, berdesakan, dan melakukan apa saja agar bisa kembali ke kampung halaman.

Setelah 22 tahun lamanya menetap di Kota Bekasi, saya yang walaupun tidak dilahirkan di Bekasi namun rasa cinta terhadap kota ini sungguh telah terasa mendalam. Hal ini wajar karena di kota inilah saya mendapatkan segalanya, mulai dari pendidikan (SD,SMP,SMA), sahabat, karir hingga jodoh pun saya dapatkan di kota yang berbatasan dengan Jakarta ini. Mungkinkah malaikat maut nanti juga akan menjemput saya di Bekasi ? Wallahu’lam

Sebagai bukti rasa cinta saya terhadap Bekasi, saya wujudkan dengan berusaha memberikan sesuatu yang berguna khususnya bagi masyarakat Bekasi yang kurang beruntung. Dengan harapan agar mereka yang juga warga masyarakat Bekasi dapat tumbuh dan berkembang di tengah keterbatasan yang ada. Selain itu saya berharap agar angka pengangguran dan kemiskinan di kota ini bisa berkurang.

Di bawah naungan bendera Yayasan Al Fatih yang bergerak di bidang sosial, dakwah, dan pendidikan, saya bersama beberapa orang rekan yang peduli terhadap permasalahan sosial di Bekasi berinisiatif membuka kursus elektronik gratis khusus bagi pemuda pengangguran dan putus sekolah di tahun 2007. Ada dua “nilai jual” dari program ini yang kami konsepkan. Pertama, kursus ini diperuntukan hanya bagi pemuda yang putus sekolah ataupun yang masih menganggur. Kedua, pelaksanaan program ini tanpa dipungut biaya sepeserpun.

Respon yang kami terima pada awal launching program ini cukup besar, sehingga kami terpaksa melakukan seleksi kepada para peminat. Seleksi dilakukan sederhana yaitu dengan wawancara yang menekankan pada komitmen mereka dalam mengikuti program ini. Kemudian peserta yang terpilih dapat mulai mengikuti kegiatan pelatihan ini, mulai dari teori hingga praktek. Alhamdulillah dengan keterbatasan yang ada, program ini sudah mampu menghasilkan alumi dan beberapa diantaranya telah mandiri bekerja di bengkel-bengkel servis baik milik sendiri ataupun bekerja dengan orang lain.

Namun sayang seribu kali sayang, program ini untuk sementara belum bisa berjalan lagi dikarenakan permasalahan klasik (baca : dana). Besarnya biaya operasioal kegiatan seperti honor tenaga pengajar, pengadaan alat-alat praktek, hingga biaya sewa rumah tempat pelatihan membuat kami untuk sementara “tiarap” sejenak sembari memikirkan rencana pengembangan ke depan.

Usaha yang saya lakukan bersama dengan teman-teman ini sejatinya adalah wujud rasa cinta kepada Kota Bekasi. Saya ingin melihat Kota Bekasi bebas (atau minimal sepi) dari tindak kriminal, anak-anak dapat bersekolah hingga jenjang tertinggi, tiap keluarga memiliki tempat tinggal yang layak dan sebagainya. Itu semua dapat terwujud salah satunya dengan membantu mengurangi angka pengangguran yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Jangan hanya bicara kawan. Jangan pula hanya berteriak kepada pemerintah daerah. Tapi lakukan yang dapat kita lakukan untuk Bekasi tercinta.

Wassalam


Jan,26 2010

@ my office room

Wahyu Ishardino S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar